Minggu, 09 Agustus 2009

Lomba

Jawara Cipta Puisi Se-Bogor



Syarat-syarat:
Lomba ini gratis, tidak dipungut biaya sepeser pun.
Karya harus karya asli, bukan terjemahan, saduran, atau jiplakan,
Tidak sedang diikutsertakan dalam lomba serupa,
Ditulis di atas 1 halaman A4 dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi ganda, dalam bahasa Indonesia,
Kirim data diri pengirim dalam lembar terpisah: nama pengirim / usia / alamat & no telp rumah / profesi,
Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah,
Paling lambat diterima oleh panitia pada 13 September 2009,
Dikirimkan via email : gubuk.kata@gmail.com,
Pemenang akan diumumkan di gubuk-kata.blogspot.com, ilovebogor.com pada 3 Oktober 2009.
Sayembara tertutup untuk anggota Komunitas Gubuk Kata,
Keputusan Juri tidak bisa diganggu gugat dan tidak ada surat-menyurat.
Kriteria Penjurian:
- Pilihan kata atau diksi,
- Kreativitas dan imajinasi

Hadiah:
Sekeranjang buku, piagam dan kepada jawara, karyanya akan dimuat di jurnal sastra Kobar.

Juri:
- Epri Tsaqib (penulis buku Ruang Lengang),
- Yusyi Noor (penulis buku kumpulan Puisi Kecil, Heart and Mind)

Informasi lebih lanjut:
Rizky - 0856 9211 8054

Rabu, 05 Agustus 2009

Sajak Doni M

1001 Kata

Sebagaimana lakukan
Semampu apa dilakukan
Ku takkan pernah bisa kau larikan


Keritingnya Kumis Abahku

Hitam lebat
Kiri kanan seimbang
Tak ada yang bisa menyaingi kumis abah
Takkn ada yang dapat
Keriting atau ikal
Ku cuma bisa tersenyum melihatnya
Abah..

Sajak Supi Martin

 Seperti

Aku ingin seperti Lennon,
menciptakan lagu hingga abadi

Aku ingin seperti Jagger,
berdansa di panggung dengan mahir

Aku ingin seperti Soekarno,
karna dia demokrasi selalu
jadi landasan iman

Aku ingin seperti Ghandi,
selalu memberi damai
di hati umat

Aku ingin seperti Hitler,
yang bisa membuat kata
menjadi senapan

Namun dari segala itu,
aku masih ingin hidup
Hingga kini


Mira

Ku sertai namamu saat rumus-rumus
menjejali hari
Ku sertai bayangmu saat kantuk
mulai menyapa
Kusertai suaramu saat sepoi angin
melambai pagi
Kusertai cintamu saat kata-kata
mulai berekstase
Dan di saat itu pula
pusaran bimasakti ku sapa dan ku saut


Di Balik Jendela

Ah, hanya karnaval yang
membuat ku senang

Senang-senang
Tak ada lagi, hanya itu.

Seuntai bunga ku beri pada dia, ku coba
Di balik kata ku sebrangi semua
Puisi menjadi jembatan segala
Namun dia hanya memberi
Kecup, aku ingin lebih

Hanya karnaval yang membuat
ku senang

Kan kujelaskan di balik jendela
nanti malam, ku tunggu.


Oase Percintaan

Peter : Kamu senang kalau ku beri bunga?
Maria : Tidak.
Peter : Kamu senang kalau ku beri kata-kata?
Maria : Tidak.
Peter : Kamu pasti suka kalau ku beri perhiasan.
Maria : Tidak juga.
Peter : Kalau cinta?
Maria : Apalagi..
Peter : Lalu kamu maunya apa?
Maria : Aku ingin kamu jujur kalau semalam kamu main serong dengan ibuku!

Sajak Nunik Septia

Hanya Puisi

Jika malam berganti pagi
akankah tetap terasa
hangat peluk rembulan?
Jika kenyataan menjadi sebuah tanya
akankah terjawab oleh waktu
Jika semua tanya telah terjawab
akankah indah bait puisi esok pagi?
Jika tak seorang kan mengerti makna kata
Biar indah puisi
jadi tanya bagi diri
Jika yang kau ingini
takkan mungkin kau miliki



Aku, Bagi Dirimu

Ada yang hilang
ketika ia hilang
Ada yang pergi
ketika ia pergi

Bersama langkahnya
ia bawa semua ceria
dari gubuk tua beratap tawa
Hanya tangis ia tinggalkan
untuk jadi semua tanya
yang hanya bisa kurenungkan

Meski aku
hanyalah seorang aku
Yang tak memiliki sesuatu
untuk aku kau banggakan
Sampai nanti kau tahu
Seorang aku bukan hanya aku



Adakah Kau Tahu

Di buramnya jiwa
aku coba terjaga
Jauh dari lelap
yang hanya selalu kepayangkan aku
Dengan buaian-buaian
indah tak nyata
Dari negeri dongeng

Mengapa???
Semua tak berjalan layaknya hari
atau waktu
yang kini siang tapi tak lama
Malam menjelang

Kau tahu?
Roda ini takkan berputar
Hari ini takkan berganti
Mimpi takkan nyata
Hingga saat itu tiba

Saat yang kau pungkiri
jadi satu hal
yang lebih dari sekedar kata


Kata Mereka Tentang Aku

Aku, adalah kesalahan…
yang tersusun rapi,
dengan jubah kemunafikan,
coba ingkari diri…

Aku, hanyalah segumpal daging…
yang perlahan membusuk,
hingga taring hewan malam
enggan mengoyak tubuhku…

Aku adalah titik hitam
dan ku coba buat warna,
bukan cela…
Tapi apa jawabnya???
Aku hanya genangan lumpur,
tak sudi ia langkahi,lewati…

Aku hina,
karena beda,
begitu kata mereka

Senin, 03 Agustus 2009

Sajak Ima

Bila Aku Jatuh Cinta

Tuhanku, aku minta izin
bila suatu saat aku jatuh cinta
jangan biarkan cinta untukMu berkurang
hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Tuhanku, aku punya pinta
bila suatu saat aku jatuh cinta
penuhilah hatiku dengan bilangan cintaMu
yang tak terbatas

Tuhanku, izinkanlah!
bila suatu hari aku jatuh cinta
pilihkanlah untukku seseorang
yang hatinya penuh dengan kasihMu
dan membuatku semakin cinta padaMu

Tuhanku, bila aku jatuh hati
pertemukanlah kami pada waktu yang tepat.
berikanlah kami kesempatan
untuk lebih mendekat pada cintaMu

Allahu Rabbi
pintaku yang terakhir
seandainya aku jatuh hati lagi
jangan pernah Kau palingkan wajahMu dariku
anugerahkanlah aku cintaMu


Kasmaran

Hari itu, duduk berdua di tepi pantai
Aku dan kamu
Hanya kita berdua
Tanpa sadar, bulan mengintip di balik tirai
Kegelapan malam
Dia tahu!
Kita sedang kasmaran
Akan cinta yang terlarang


Terbang dan Mengalun

Ibuku, lihatlah itu
sesuatu terbang melayang
Ibuku, dengarlah itu
sebait lagu mengalun terngiang
Apakah itu yang mengalun tanpa sayap, yang menari dari sudut ke sudut?
Apakah itu lagu tanpa senyap, yang mengalun dari mulut ke mulut?
Ibuku, lihatlah itu: seorang putri merenung
Ibuku, dengarlah itu: sepertinya putri tengah mendengung
mendengungkan sebait cinta untuk kekasih nun jauh di sana
yang dapat dijangkau dengan sayap dan kembali sebelum gelap
Ibuku, tahukah ibu
bahwa yang melayang itu, pikiran sang putri
Ibuku, tahukah ibu
bahwa yang terngiang itu hati sang putri
Hati yang ingin menyampaikan pesan bahwa ia sangat menyintainya
Mencoba untuk pergi ke sana, jauh ke tempat kekasihnya berkelana

Ibuku, lihatlah: cintanya terbang
Ibuku, lihatlah: cintanya mengalun
untuk disampaikan, bahwa putri serta menunggunya.


Bu…

Ibu,
aku tak berharap tuk jadi orang terpenting dalam hidupmu
itu permintaan yang terlalu besar

Ibu,
aku hanya berharap
Suatu hari nanti, jika kamu mendengar namaku
Kamu akan tersenyum dan berkata
“Dia anakku”.


Sajak Parikesit

Teguh Pendirian

Cul-culan
Ngadek
Dewe
Ora
Cekelan


Aku Berajut

Legenda dua insan tercatat malaikat
Dua puisi telah terparafrase puitis manis
Dua cinta telah berjanji
Dua jiwa berikrar sehidup semati

Inikah cerita
Tak tahu apa dekat terasa
Merasuk takut selimuti jiwa
Apa yang terjadi padanya
Sang cerita
Meyakinkan sesak dalam dada
Selama hingga
Hanya rasa suka

Legenda dua insan tercatat malaikat
Cinta tak ingin terulang tujuh legenda
Cinta
Terantar

Sritanjung, sidopekso
Sampek, ing thai
Gibran wa salma
Kusraw wa sirin
Yusuf wa zulaikha
Romeo Juliet
Laila majnun
Dengan

Bi ismi adalah namaku
Bismillah adalah aku
Allah adalah wujud aku
Laa illaha illallah adalah aku

Dengan bismillah adalah aku
Dengan Allah adalah denganku
Dengan siapa adalah denganku
Denganku adalah aku.


Penanda

Benar jarum yang tertancap
dalam hatimu
Begitu dalam
Begitu mengena saraf kematianmu
Terucap kesakitan menderu

Akulah hamba
Pernah berjalan
di hamparan wanita pendusta
Dapatkah ini
hamba menjadikan jarum
sebagai tanda?

Buat kisah yang tertunda
Sebagai penawar derita
Ini tak ada janji cerita
Hanya kata cinta
Tanpa tanya


Kau Meluluh


Benarkah aku menggerogoti
mori-mori sukmamu
Berhilir menghenti
aliran darahmu
Mengontrol dahsyatnya
saraf imajimu
Terbang debu
menghampiri arimu
Menemukan sendi-sendi
tulang penyangga atas kisahmu

Karena betapa
ini debu tak pernah kuat
Menahan segala atas kisahmu
Tak pernah ada tanpa kisahmu

Sajak Maulana Rizky

Pesan Ibu yang Gemar Menonton Infotainment
Kepada Anak Lelakinya


Nak, jangan suka mempermainkan
wanita.


Taufiq Ismail

Ia hendak baca satu puisi
Dipilihnya dari antologi yang dimiliki
Ia jelaskan semua dalam arti

Ia hendak baca satu puisi
Tuk hibur udara silih berganti
Kiri..kiri..kiri..

Ku berargumen dengan nada pasti
Kaki tuan sudah tak kuat berdiri
Duduklah, biar kuganti.


Laut Selatan

Aku kembali lagi. Setelah lama dihibur oleh pelacurpelacur itu: cercah api. Ini lautan, bukan ranjang dimana kita sering bercinta. Sekedar melepas lelah.

Aku kembali lagi. Ku hirup aroma badan yang dibasuh penantian. Ayah, aku datang untuk menjawabnya.

Aku kembali lagi. Mari kita satukan hati di dalam secangkir kopi! Setelah lama kita berselisih, mendendam dan membalasnya hingga terkapar di dermaga tua ini.

Aku kembali lagi. Tapi kau asyik bermain bersama buih ombak, sedang aku dengan malam yang akan menjadi saksi kekecewaanku.

Aku kembali lagi. Kau menikmati sunset. Bisu. Kuburku di laut ini.

Aku kembali lagi. Aku mau jemput tawanan di hati. Biarkan aku terbang lintasi prilaku monyetmu.